Teknologi Ini Dapat Mengurangi 85% Emisi CO2 dari Industri Berat

Teknologi Ini Dapat Mengurangi 85% Emisi CO2 dari Industri Berat

Node Sumber: 3093658

Industri berat adalah salah satu bidang perekonomian yang paling sulit untuk didekarbonisasi. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa emisi dapat dikurangi hingga 85 persen secara global dengan menggunakan kombinasi teknologi yang telah teruji dan yang akan datang.

Meskipun sebagian besar perdebatan mengenai iklim berfokus pada bidang-bidang seperti listrik, emisi kendaraan, dan penerbangan, sebagian besar emisi karbon berasal dari proses industri yang tersembunyi. Pada tahun 2022, sektor ini—yang mencakup bahan kimia, besi dan baja, serta semen—menyumbang seperempat emisi dunia, Menurut Badan Energi Internasional.

Walaupun sering kali digabungkan, industri-industri ini sangat berbeda, dan sumber emisinya bisa sangat bervariasi. Hal ini berarti tidak ada solusi yang tepat dan menjelaskan mengapa sektor ini terbukti menjadi salah satu sektor yang paling menantang untuk melakukan dekarbonisasi.

Hal ini mendorong para peneliti dari Inggris untuk melakukan survei komprehensif mengenai teknologi yang dapat membantu mengendalikan emisi sektor ini. Mereka menemukan bahwa solusi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon, peralihan ke bahan bakar hidrogen atau biomassa, atau elektrifikasi proses industri utama dapat mengurangi sebagian besar jejak karbon industri berat.

“Temuan kami mewakili langkah maju yang besar dalam membantu merancang strategi dekarbonisasi industri dan ini merupakan prospek yang sangat menggembirakan terkait dengan kesehatan bumi di masa depan,” Dr. Ahmed Gailani, dari Universitas Leeds, mengatakan dalam sebuah pernyataan. siaran pers.

Para peneliti menganalisis sektor-sektor termasuk besi dan baja, bahan kimia, semen dan kapur, makanan dan minuman, pulp dan kertas, kaca, aluminium, pengilangan, dan keramik. Mereka melakukan survei ekstensif terhadap semua teknologi pengurangan emisi yang telah diusulkan untuk setiap industri, baik yang sudah mapan maupun yang sedang berkembang.

Di semua sektor, mereka mengidentifikasi empat pendekatan utama yang dapat membantu mengurangi gas rumah kaca—beralih ke pasokan energi rendah karbon seperti hidrogen ramah lingkungan, listrik terbarukan, atau biomassa; menggunakan penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mengurangi emisi; memodifikasi atau mengganti proses industri yang banyak mengeluarkan emisi; dan menggunakan lebih sedikit energi dan bahan mentah untuk menghasilkan suatu produk.

Para penulis menemukan bahwa elektrifikasi kemungkinan akan menjadi pendekatan penting di berbagai sektor. Dalam industri yang membutuhkan panas dalam jumlah sedang, ketel dan oven gas alam dapat diganti dengan ketel listrik. Teknologi baru seperti tungku busur listrik dan kerupuk uap listrik bisa membantu dekarbonisasi baja dan industri kimia, meskipun teknologi ini masih belum matang.

Hidrogen hijau juga dapat berperan luas, baik sebagai bahan bakar pemanas maupun sebagai bahan dalam berbagai proses industri yang saat ini mengandalkan hidrogen yang berasal dari bahan bakar fosil. Biomassa juga dapat digunakan untuk pemanas tetapi juga dapat menyediakan bahan baku terbarukan untuk produksi plastik.

Beberapa industri, seperti semen dan bahan kimia, sangat sulit untuk diatasi karena karbon dioksida dihasilkan langsung oleh proses industri dan bukan sebagai produk sampingan dari kebutuhan energi. Bagi sektor-sektor ini, penangkapan dan penyimpanan karbon kemungkinan besar akan menjadi hal yang sangat penting, kata para penulis.

Selain itu, mereka menyoroti serangkaian jalur produksi alternatif khusus industri yang dapat mengurangi emisi secara signifikan. Secara keseluruhan, mereka memperkirakan teknologi ini dapat memangkas rata-rata emisi industri berat hingga 85 persen dibandingkan dengan data dasar.

Penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut dilaporkan dalam Joule, hanya menganalisis kelayakan teknis dari pendekatan ini. Tim tersebut tidak mengkaji aspek ekonomi atau apakah infrastruktur yang diperlukan sudah tersedia, yang dapat berdampak besar pada seberapa besar perbedaan yang dapat mereka buat.

“Tentu saja masih banyak hambatan lain yang harus diatasi,” kata Gailani. “Misalnya, jika teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon diperlukan namun sarana untuk mengangkut CO2 belum tersedia, maka kurangnya infrastruktur akan menunda proses pengurangan emisi. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”

Meskipun demikian, penelitian ini merupakan survei komprehensif pertama mengenai apa yang mungkin dilakukan dalam industri dekarbonisasi. Meskipun mewujudkan ide-ide ini mungkin membutuhkan banyak usaha, studi menunjukkan bahwa mengendalikan emisi dari sektor-sektor ini sangat mungkin dilakukan.

Gambar Kredit: Mark Piwnicki / Unsplash

Stempel Waktu:

Lebih dari Hub Singularity