Legalitas Ganja AS: Pemandangan Negara yang Terbagi

Legalitas Ganja AS: Pemandangan Negara yang Terbagi

Node Sumber: 3087340

By: Juan Sebastian Chaves Gil

Memikirkan legalitas ganja, terutama di negara seperti Amerika Serikat, sering kali mengarah pada keyakinan bahwa negara tersebut sangat toleran, sama seperti negara bagian California, di mana konsumsi dan diskusi ganja adalah hal yang lumrah. Berjalan menyusuri jalanan San Francisco, mudah untuk melihat keberadaan toko-toko yang memungkinkan untuk membeli ganja secara legal, bahkan dalam bentuk gummy bear. Namun kenyataannya berbeda.

Saat ini, hanya 21 negara bagian dan Washington DC yang mengizinkan penggunaan ganja secara legal, sehingga menciptakan kesenjangan yang mencolok bagi konsumen AS. Terlepas dari keterbatasan ini, mariyuana untuk keperluan medis legal di 37 negara bagian, meskipun seringkali terdapat hambatan dalam akses. Recreational users are often forced to travel long distances to obtain cannabis products legally and without restrictions, which obviously requires additional effort. In addition, marijuana-related events and festivals are common in these regions and part of the daily life of the state’s residents.

Legalitas ganja terbagi

Legalitas ganja terbagi menjadi dua pandangan yang sangat menguntungkan di Amerika Serikat. Pesisir Barat negara ini memimpin dalam penerimaan penggunaan rekreasi dan medis, sedangkan bagian tengah dan selatan negara ini lebih condong ke arah penggunaan medis.

Di 11 negara bagian lain, produk yang mengandung CBD dan tetrahydrocannabinol (THC), komponen psikoaktif ganja dalam jumlah minimal, diperbolehkan untuk digunakan. Artinya, hanya dua negara bagian, Idaho dan Nebraska, yang menerapkan larangan penuh terhadap ganja dalam bentuk apa pun.

One of the most notable developments in cannabis law reform is President Joe Biden’s announcement in October, in which he promised to grant clemency to all U.S. citizens convicted of federal marijuana possession. In addition, he asked the Department of Health and Human Services and the Attorney General to conduct an immediate review of the classification of marijuana under federal law. Currently, marijuana is classified as a Schedule 1 substance, along with heroin and LSD, a category reserved for narcotics with a high potential for abuse and no accepted medical value.

Biden menyatakan, “Too many lives have been affected by our failed approach to marijuana. It is time to right those wrongs.”

Ilegalitas hanyalah sebuah kata

Ilegalitas adalah kenyataan di Miami, tempat yang terkenal akan kesenangan dan relaksasinya. Terlepas dari ekspektasi liberalisme, penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional tetap ilegal di negara bagian tersebut. Saat ini, akses terhadap ganja hanya diperbolehkan untuk tujuan medis. Ada upaya baru-baru ini oleh badan legislatif negara bagian untuk memperkenalkan rancangan undang-undang yang melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan pribadi, namun rancangan undang-undang tersebut tidak disetujui oleh komite dan tidak pernah disahkan. 

Meskipun ada larangan, sebagian besar pengguna ganja mencari peluang untuk mengonsumsi ganja di acara-acara publik, yang meskipun berpotensi menimbulkan masalah hukum, namun turut meningkatkan dukungan dan minat terhadap legalisasi ganja.

Bisnis Ramah Lingkungan: Ganja dalam Angka

The legal marijuana market in the United States has experienced significant growth over the past three years, reaching $64 billion. Despite broad public support, experts like NORML’s Paul Armentano do not expect federal legalization this year due to challenges in Congress. 

Meskipun demikian, legalisasi telah mengalami kemajuan di tingkat negara bagian selama dua setengah dekade terakhir. Tiga negara bagian melegalkan ganja pada tahun 2022, dan tujuh negara bagian lainnya diperkirakan akan menyusul pada tahun 2023, sehingga memperluas peta legalisasi ganja untuk penggunaan rekreasi dan medis.

Saat ini, pasar ganja yang tidak diatur dan berada di bawah tanah setidaknya berukuran dua kali lipat dari pasar legal, dengan perkiraan penjualan sebesar $26 miliar secara nasional pada tahun lalu (2022). Industri hukum diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai $42 miliar pada tahun 2026.

Stempel Waktu:

Lebih dari Benih Amsterdam