Langkah Tiongkok Memperkuat Yuan di Tengah Turbulensi

Langkah Tiongkok Memperkuat Yuan di Tengah Turbulensi

Node Sumber: 3078471

Ketika pasar keuangan global menghadapi tantangan, Tiongkok telah mengambil tindakan tegas untuk memperkuat mata uangnya yuan. Menanggapi penurunan signifikan pada saham A negara tersebut, bank-bank besar milik negara di Tiongkok telah melakukan intervensi, memperketat likuiditas di pasar valuta asing luar negeri dan menjual dolar AS di dalam negeri. Sikap proaktif ini bertujuan untuk mencegah depresiasi yuan yang cepat, menandakan langkah kebijakan yang jelas untuk menstabilkan mata uang dan melawan sentimen negatif di pasar ekuitas.

Respon Tiongkok terhadap Penurunan Ekuitas

Indeks acuan Shanghai Composite baru-baru ini mengalami penurunan satu hari terbesar sejak April 2022, turun sebesar 2.7%. Gary Ng, ekonom senior untuk Asia Pasifik di Natixis, mencatat bahwa langkah yang dilakukan bank-bank milik negara merupakan upaya strategis untuk menstabilkan yuan dan mengatasi pesimisme yang ada seputar ekuitas. Dana luar negeri telah menjual sekitar $1.6 miliar ekuitas Tiongkok pada awal tahun ini, didorong oleh kekhawatiran atas potensi perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dalam lingkungan yang penuh tantangan ini, yuan di luar negeri besok dan berikutnya melonjak ke level tertinggi dalam dua bulan sebesar 4.25 poin; menandakan kondisi likuiditas yang semakin ketat. Lonjakan ini disebabkan oleh bank-bank pemerintah di pasar luar negeri yang mengurangi pinjaman kepada rekan-rekan mereka, sehingga memperketat likuiditas yuan di luar negeri dan meningkatkan biaya shorting mata uang tersebut. Pendekatan multifaset ini menyoroti komitmen Tiongkok untuk mendukung yuan di tengah kondisi pasar yang bergejolak.

Likuiditas Yuan Luar Negeri dan Pertahanan Dolar

Dalam manuver strategis ini, bank-bank milik negara berfokus pada likuiditas yuan di luar negeri dan penjualan dolar secara tegas di pasar valuta asing dalam negeri. Tujuannya adalah untuk mengekang penurunan cepat yuan, dengan penjualan spot dolar menjadi sangat agresif untuk mempertahankan level penting 7.2 per dolar. Sikap defensif ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pasar valuta asing dan mencegah depresiasi yuan yang berlebihan.

Bank-bank pemerintah di Tiongkok sering bertindak atas nama bank sentral negara tersebut di pasar valuta asing. Meskipun peran utama mereka adalah melaksanakan kebijakan yang memastikan stabilitas moneter, mereka juga dapat melakukan perdagangan atas nama mereka sendiri atau mengeksekusi pesanan untuk klien. Anonimitas sumber yang memberikan informasi ini menyoroti sensitifnya masalah ini, karena diskusi mengenai kondisi pasar biasanya tidak dilakukan secara terbuka.

CHF/JPY, catatan mata uang Jepang USD/JPY

CHF/JPY, catatan mata uang Jepang USD/JPY

Yen Jepang Menguat karena BOJ Memberi Sinyal Komitmen terhadap Kebijakan Ultra-Dovish

Yen Jepang telah menunjukkan ketahanan, pulih 0.2% dari posisi terendahnya pada akhir bulan November, meskipun ada kekhawatiran awal mengenai kenaikan suku bunga AS. Fokusnya kini tertuju pada pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ) mendatang pada hari Selasa, dengan antisipasi luas bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan ultra-dovishnya, termasuk suku bunga negatif dan mekanisme pengendalian kurva imbal hasil.

Para analis memperkirakan hanya sedikit perubahan terhadap sikap BOJ, mengingat meningkatnya ketidakpastian seputar perekonomian Jepang setelah gempa bumi yang terjadi di awal tahun. Melemahnya inflasi dan lambannya pertumbuhan upah kemungkinan akan mengurangi tekanan pada BOJ untuk memperketat kebijakannya.

Setelah pertemuan BOJ, perhatian pasar beralih ke data inflasi konsumen Tokyo untuk bulan Januari, yang diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai dampak inflasi dari peristiwa seismik di awal tahun.

Sementara itu, dalam mata uang Asia yang lebih luas, suasana tenang terjadi seiring pemulihan dari awal tahun yang lesu. Setelah mencapai level terendah dalam dua bulan, dolar Australia menjadi stabil, sementara won Korea Selatan merosot sebesar 0.2%, tetap mendekati level terendah dalam tiga bulan. Korea Selatan menunggu data PDB kuartal keempat, yang akan dirilis Kamis ini. Dolar Singapura telah menemukan stabilitas mendekati posisi terendah dua bulan menjelang data inflasi penting pada minggu ini. Sebaliknya, rupee India menunjukkan sedikit pergerakan karena pasar lokal sedang libur khusus.

Lanskap Yuan Saat Ini

Terlepas dari intervensi ini, yuan dalam negeri terakhir diperdagangkan pada 7.1963 per dolar, mencerminkan penurunan hampir 1.4% tahun ini. Rekannya di luar negeri sedikit lebih tinggi di 7.2047. Tantangan di pasar ekuitas dan lanskap ekonomi yang lebih luas telah menekan yuan, sehingga memerlukan langkah strategis dari otoritas keuangan Tiongkok.

Upaya Tiongkok baru-baru ini untuk mendukung yuan di tengah gejolak pasar ekuitas menggarisbawahi komitmen negara tersebut untuk menjaga stabilitas mata uang. Intervensi strategis yang dilakukan oleh bank-bank milik negara, yang menangani likuiditas yuan di luar negeri dan mempertahankan diri dari penurunan yang cepat di pasar spot dalam negeri, mencerminkan pendekatan yang berbeda-beda. Langkah-langkah ini, yang diambil sebagai respons terhadap tantangan terhadap kepercayaan investor dan perlambatan ekonomi global, menekankan pentingnya ketahanan mata uang bagi kesehatan ekonomi Tiongkok. Upaya berkelanjutan untuk mempertahankan kekuatan yuan kemungkinan akan terus mempengaruhi kebijakan ekonomi Tiongkok dalam beberapa bulan mendatang.

Stempel Waktu:

Lebih dari Pialang Keuangan