AS Memperketat Ekspor Microchip untuk Mempertahankan Kepemimpinan AI di Tiongkok

AS Memperketat Ekspor Microchip untuk Mempertahankan Kepemimpinan AI di Tiongkok

Node Sumber: 3076189

Pernyataan Senator AS Mike Rounds baru-baru ini di Forum Ekonomi Dunia di Davos telah gagal cahaya pada aspek penting dari perlombaan teknologi yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ketika AS terus menerapkan kontrol ketat terhadap ekspor chip AI canggih ke Tiongkok, hal ini menyoroti lemahnya keseimbangan kekuatan dalam supremasi AI global.

Senator Rounds mengungkapkan bahwa AS menganggap keunggulan AS atas Tiongkok dalam teknologi AI adalah hal yang marjinal dan dapat diukur dalam hitungan bulan, bukan tahun. Pernyataan ini menggarisbawahi kemajuan pesat dalam teknologi AI dan pentingnya mempertahankan keunggulan kompetitif di bidang ini. Keputusan pemerintahan Biden untuk membatasi ekspor chip AI tingkat lanjut ke Tiongkok dipandang sebagai langkah strategis untuk mempertahankan keunggulan tipis ini dan mencerminkan kekhawatiran geopolitik yang lebih luas seputar teknologi dan keamanan nasional.

Sebaliknya, Tiongkok telah membuat kemajuan signifikan dalam teknologi AI. Pada tahun 2023, perusahaan besar Tiongkok seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent memperkenalkan teknologi AI baru dan mengintegrasikan model bahasa besar ke dalam berbagai layanan. ERNIE Bot dari Baidu, chatbot AI dari Alibaba, Tongyi Qianwen, dan model Hunyuan dari Tencent adalah contohnya. Kemajuan ini mencerminkan semakin berkembangnya kecakapan Tiongkok dalam bidang AI, yang menantang posisi AS sebagai pemimpin di bidangnya.

Pembatasan ekspor chip dari AS ke Tiongkok, meskipun bertujuan untuk mengekang kemajuan teknologi Tiongkok, namun berdampak pada kedua negara. Tindakan AS dipandang sebagai pelanggaran prinsip pasar dan merugikan pasar semikonduktor global. Bagi Tiongkok, sebagai pasar semikonduktor terbesar di dunia, pembatasan ini menghambat kerja sama ekonomi dan teknologi antara kedua negara.

Sektor AI di Tiongkok, meskipun mengalami pertumbuhan pesat, menghadapi beberapa tantangan. Terbatasnya akses terhadap chip canggih karena sanksi AS, peraturan yang ketat, dan biaya pengembangan yang tinggi merupakan hambatan yang signifikan. Kesenjangan teknologi dengan negara-negara Barat, terutama karena kemajuan model seperti GPT dan Google Gemini, semakin melebar. Kendala-kendala ini menggarisbawahi sifat kompetitif dan kompleks dari lanskap AI global.

Menanggapi tantangan-tantangan ini, Tiongkok telah mengambil tindakan aktif membina an internal AI market and global positioning. However, concerns over duplicated efforts and the focus on developing scalable AI products remain. The country’s pursuit of AI technology, while impressive, is marked by a need to overcome limitations in computing power and develop a mature AI training ecosystem​​.

Kesimpulannya, keputusan AS untuk membatasi ekspor chip ke Tiongkok merupakan langkah strategis untuk mempertahankan supremasi teknologinya, khususnya di bidang AI. Namun, kemajuan pesat Tiongkok di bidang ini menunjukkan kemampuan Tiongkok yang semakin meningkat dan sifat persaingan AI global yang semakin kompetitif. Tarik menarik teknologi antara kedua negara adidaya ini membentuk masa depan pengembangan AI dan penerapannya di berbagai industri, mulai dari keamanan nasional hingga teknologi konsumen.

Sumber gambar: Shutterstock

Stempel Waktu:

Lebih dari Berita Blockchain