Mengapa Produsen Ragu Menggunakan AI?

Mengapa Produsen Ragu Menggunakan AI?

Node Sumber: 3037024

Kecerdasan buatan (AI) mengacu pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Tugas-tugas ini meliputi pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami dan persepsi. Ini tentang menciptakan mesin yang mampu berpikir dan beradaptasi.

Pengenalan AI di bidang manufaktur menghadirkan tantangan dan kekhawatiran selain manfaatnya yang signifikan, sehingga menyebabkan perusahaan ragu untuk menerapkannya.

Tantangan AI di Bidang Manufaktur

“Banyak produsen yang sangat menyadari AI dan bagaimana AI dapat meningkatkan proses, namun mereka mungkin memiliki kekhawatiran yang wajar mengenai penerapannya.” 

Bagaimanapun, dibutuhkan komitmen finansial, dukungan karyawan, dan keterampilan untuk menjadikannya bermanfaat. Berikut beberapa hal yang perlu mereka navigasikan.

Biaya Implementasi dan ROI yang Tidak Pasti

Biaya implementasi dan ketidakpastian seputar laba atas investasi (ROI) merupakan hambatan utama. Investasi awal melibatkan perolehan infrastruktur AI, peralatan, dan talenta terampil, yang dapat menjadi komitmen finansial yang besar bagi bisnis. Produsen sering ragu untuk menggunakan AI karena ketidakpastian dalam mewujudkan keuntungan nyata dalam jangka pendek.

Kurangnya Keterampilan dan Keahlian

Pekerja berpotensi meningkatkan produktivitas mereka sebesar 35% dengan menggunakan AI. Industri manufaktur bergulat dengan kebutuhan akan lebih banyak pekerja yang berpengalaman dalam bidang teknologi. Merekrut, mempertahankan, dan meningkatkan keterampilan karyawan dengan kompetensi ini merupakan tantangan besar, sehingga menghambat integrasi AI ke dalam proses manufaktur. 

Masalah Privasi dan Keamanan Data

Produsen yang berurusan dengan data sensitif, seperti desain hak milik dan informasi pelanggan, menghadapi masalah privasi dan keamanan yang besar. Ada kekhawatiran yang terus-menerus mengenai potensi pelanggaran, pencurian kekayaan intelektual, dan kebutuhan untuk mematuhi peraturan perlindungan yang ketat, sehingga menambah kerumitan pada penerapan AI.

Integrasi Dengan Sistem Warisan

Masalah kompatibilitas muncul ketika mengintegrasikan teknologi AI dengan infrastruktur manufaktur yang sudah ada dan sering kali sudah ketinggalan zaman. Kompleksitas dan biaya yang terkait dengan retrofit atau penggantian sistem lama menimbulkan tantangan praktis terhadap kelancaran integrasi AI ke dalam proses manufaktur yang sudah ada.

Perlawanan Budaya dan Tantangan Organisasi

Resistensi budaya terhadap perubahan dan kekhawatiran akan perpindahan pekerjaan di kalangan pekerja merupakan tantangan yang lazim terjadi. Mencapai keselarasan di seluruh perusahaan, mengamankan komitmen kepemimpinan, dan menerapkan strategi manajemen perubahan yang efektif menjadi hal yang penting untuk mengatasi penolakan dan memastikan kelancaran transisi menuju praktik manufaktur yang didukung AI.

Manfaat AI di Bidang Manufaktur

AI sangat penting dalam industri seperti manufaktur, terutama sejak saat itu 90% produk memiliki coran logam, dengan rata-rata orang biasanya berada dalam jarak 10 kaki dari komponen logam cor. AI membantu meningkatkan efisiensi pembuatan komponen logam yang ditemui manusia sehari-hari. Hal ini memungkinkan mesin bekerja lebih baik dan lebih inovatif, membuat produksi lebih cepat dan efisien. 

AI di bidang manufaktur membawa banyak manfaat. Inilah beberapa di antaranya.

1. Proses Produksi yang Efisien

AI menyederhanakan proses produksi manufaktur dengan mengoptimalkan manajemen rantai pasokan, pemeliharaan prediktif, dan perkiraan permintaan. AI membantu menganalisis data dalam jumlah besar untuk membuat prediksi akurat mengenai kebutuhan bahan mentah, memastikan ketersediaan tepat waktu, dan meminimalkan kekurangan.

Aplikasi AI lainnya, pemeliharaan prediktif, melibatkan pemantauan kondisi peralatan dalam waktu nyata. Menganalisis data dari sensor membantunya memprediksi kapan mesin kemungkinan besar akan mengalami kegagalan, sehingga memungkinkan pemeliharaan proaktif untuk mencegah waktu henti yang mahal. Hal ini memperpanjang umur peralatan dan mengurangi biaya keseluruhan.

Perkiraan permintaan, yang difasilitasi oleh algoritma AI, memungkinkan produsen mengantisipasi tren dan fluktuasi pasar. Wawasan ini memungkinkan perencanaan jadwal produksi dan tingkat inventaris yang lebih baik, sehingga mencegah kelebihan produksi atau kekurangan stok. Akibatnya, efisiensi operasional meningkat dan biaya berkurang melalui penggunaan sumber daya yang optimal.

2. Peningkatan Kontrol Kualitas dan Deteksi Cacat

Visi komputer dan pembelajaran mesin secara signifikan meningkatkan kontrol kualitas dan deteksi cacat. Visi komputer memungkinkan mesin untuk “melihat” dan menganalisis data visual, memungkinkan pemeriksaan produk secara tepat untuk mengetahui ketidaksempurnaan.

“Algoritme pembelajaran mesin belajar dari pola dan data historis, menjadi semakin mahir dalam mengenali cacat halus yang mungkin luput dari perhatian melalui metode inspeksi tradisional.” 

Hasilnya adalah pengurangan substansial dalam penarikan produk dan pengerjaan ulang. Mengidentifikasi dan mengatasi cacat pada tahap awal produksi memungkinkan bisnis memastikan bahwa hanya produk berkualitas tinggi yang mencapai pasar. Hal ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan terkait dengan pengerjaan ulang produk yang rusak dan pengelolaan penarikan kembali.

3. Peningkatan Keselamatan dan Ergonomi Pekerja

AI berkontribusi terhadap peningkatan keselamatan pekerja dan ergonomi di bidang manufaktur. Salah satu aspeknya melibatkan penggunaan robot kolaboratif (cobot) yang didukung AI untuk melakukan tugas-tugas berbahaya. 

Mesin-mesin ini dilengkapi dengan sensor dan algoritme AI yang memungkinkannya bernavigasi dan beroperasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan risiko bagi pekerja manusia. Robot bertenaga AI membantu mengurangi kemungkinan kecelakaan dan cedera di tempat kerja dengan melakukan tugas dalam kondisi yang berpotensi berbahaya.

Sistem berbasis AI juga digunakan untuk analisis ergonomi dan pencegahan cedera. Mereka dapat menilai ketegangan fisik pada pekerja dengan menganalisis faktor-faktor seperti postur, gerakan, dan beban kerja. 

Mengidentifikasi potensi masalah ergonomis dapat mengarah pada tindakan pencegahan. Hal ini termasuk menyesuaikan tempat kerja atau memberikan pelatihan untuk mengurangi risiko cedera akibat tugas yang berulang atau berat. 

Implementasi AI yang Sukses di Manufaktur

Penerapan AI yang sukses di bidang manufaktur melibatkan pertimbangan strategis dan praktik utama berikut:

  • Tujuan yang jelas: Tentukan tujuan spesifik penerapan AI, seperti meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau meningkatkan kualitas produk. 
  • Proyek percontohan: Mulailah dengan proyek AI skala kecil untuk menguji kelayakan, mengidentifikasi tantangan, dan menunjukkan manfaat nyata sebelum penerapan yang lebih luas. 
  • Manajemen data: Membangun proses pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data yang kuat untuk memberikan landasan bagi algoritma AI.
  • Langkah-langkah keamanan siber: Menerapkan protokol keamanan siber untuk menjaga data sensitif dan melindungi dari potensi ancaman.
  • Pelatihan dan keterlibatan pengguna: Memberikan pelatihan komprehensif kepada karyawan tentang sistem AI dan melibatkan mereka dalam proses penerapan untuk membangun penerimaan dan pemahaman.

Memaksimalkan AI di Bidang Manufaktur

Produsen enggan menggunakan AI terutama karena biaya di muka, ketidakpastian mengenai pengembalian yang cepat, dan kurangnya keterampilan. Mengatasi kekhawatiran ini melalui uji coba skala kecil dan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi ini dapat mendorong penerapan yang lebih luas di industri manufaktur.

Juga Baca 6 Cara Menarik Memanfaatkan AI Dapat Meningkatkan Kinerja Bisnis

Stempel Waktu:

Lebih dari Teknologi AIIOT