Perjalanan Terobosan Uruguay dalam Legalisasi Ganja dan Dampaknya

Perjalanan Terobosan Uruguay dalam Legalisasi Ganja dan Dampaknya

Node Sumber: 3055953

By: Juan Sebastian Chaves Gil

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Uruguay menjadi negara pertama yang melegalkan produksi dan penjualan ganja, meskipun peraturan untuk penggunaan rekreasional diterapkan mulai tahun 2017. Melalui dua perubahan dalam pemerintahan, pertama dengan Tabaré Vázquez dan kemudian dengan Luis Lacalle Pou, strategi ini dimulai. oleh mantan Presiden José Mujica tetap tidak berubah.

Contoh Uruguay

Dari perkiraan 250,000 orang yang mengonsumsi ganja di Uruguay, 39% memperolehnya secara legal, menurut sebuah studi oleh Institut Regulasi dan Pengendalian Ganja (IRCCA). Orang-orang ini terdaftar dalam salah satu dari tiga opsi di pasar yang diatur: membeli dari apotek, keanggotaan di klub ganja, atau budidaya dalam negeri.. Namun, pendekatan ini hanya menguntungkan pengguna terdaftar dan mengecualikan sektor-sektor kurang beruntung yang tidak mendaftar. Hal ini menyebabkan terciptanya generasi muda yang tidak memiliki akses terhadap ganja legal beralih ke pasar gelap, meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan mereka.

Pendaftaran dianggap sebagai poin penting dalam undang-undang tersebut, dan beberapa pihak berpendapat bahwa peraturan tersebut dirancang untuk segmen masyarakat tertentu. Kesenjangan antara pengguna terdaftar dan jumlah konsumen telah menyebabkan pasar “abu-abu” yang memasok surplus produksi ganja. Pasar ini melibatkan individu-individu yang belum tentu merupakan pelaku perdagangan manusia, seperti petani yang menjual ganja secara ilegal.

Pasar “abu-abu” mempertahankan ganja yang diproduksi secara legal namun dijual secara ilegal, bahkan kepada wisatawan yang tidak termasuk dalam jalur hukum. Ada argumen bahwa legalisasi akan membantu memerangi perdagangan narkoba, namun beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini tidak hanya bergantung pada ganja dan harus ditangani dalam konteks regional yang lebih luas.

Uruguay menjadi pengecualian dengan melegalkan penggunaan rekreasi sebelum penggunaan obat dan industri. Peraturan ganja didasarkan pada persentase tetrahydrocannabinol (THC), komponen psikoaktif utamanya. Meskipun sudah ada undang-undang pada tahun 2019, produksi dan penggunaan untuk tujuan pengobatan masih belum lengkap karena kendala birokrasi, tingginya biaya perizinan, dan keterlambatan penerbitan. Hal ini berdampak pada perkembangan industri dan menyebabkan berkurangnya jumlah perusahaan yang beroperasi.

Saat ini, Uruguay telah mempertahankan strategi legalisasi ganja tetapi menghadapi tantangan terkait pendaftaran, pasar “abu-abu”, dan kurangnya peraturan untuk penggunaan obat dan industri. Meskipun legalisasi mempunyai dampak beragam terhadap perdagangan narkoba, hal ini masih menjadi topik perdebatan di wilayah tersebut.

Stempel Waktu:

Lebih dari Benih Amsterdam