Perdagangan Minyak Mentah Pulih seiring Meredanya Kekhawatiran Geopolitik

Perdagangan Minyak Mentah Pulih seiring Meredanya Kekhawatiran Geopolitik

Node Sumber: 2961046

Di tengah ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian permintaan minyak, perdagangan minyak mentah mengalami rebound pada hari Jumat. Minyak mentah berjangka Brent mengalami pemulihan yang signifikan, naik 45 sen, setara dengan 0.5%, mencapai $88.38 per barel. Pada saat yang sama, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 0.5%, bertambah 42 sen menjadi ditutup pada $83.63 per barel.

Permintaan Minyak Perdagangan Meningkat seiring Meredanya Ketakutan Geopolitik

Meskipun terjadi kenaikan harian, baik kontrak Brent maupun WTI mencoba mencatat penurunan mingguan pertamanya dalam tiga minggu. Penurunan harga baru-baru ini dapat dikaitkan dengan penurunan ketegangan geopolitik yang telah berkontribusi pada premi risiko. Kekhawatiran pasar terhadap konflik Israel-Gaza yang meluas hingga melibatkan lebih banyak negara di Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak sudah agak mereda.

Interaksi kompleks antara geopolitik dan harga minyak menimbulkan tantangan bagi para pedagang dan pakar. Kelvin Yew, pedagang minyak senior di Ocean Leonid Investments, dengan tepat merangkum dilema ini, dengan menyatakan, “Sebagai seorang pedagang, saya harus mengatakan bahwa kita berada di luar jangkauan kita di sini, mencoba untuk memberikan nilai pada geopolitik ketika tidak ada pasokan yang berarti telah terganggu di luar Levant.”

Timur Tengah Tetap Menjadi Tong Bubuk

Timur Tengah masih menjadi kawasan yang penuh ketegangan. Pasukan Israel melakukan serangan darat yang signifikan dalam konflik mereka yang sedang berlangsung dengan Hamas, yang semakin memperburuk situasi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan kemungkinan invasi darat penuh. Prospek ini menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat dan negara-negara lain yang khawatir hal ini dapat memicu permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah.

Memprediksi arah krisis yang terjadi di Timur Tengah saat ini masih merupakan tugas yang berat karena kompleksitas yang ada. Helima Croft, analis di RBC Capital, menyoroti ketidakpastian yang sedang berlangsung. Ia menyatakan bahwa sangat sulit bahkan bagi para pengamat regional yang paling berpengalaman sekalipun untuk menyatakan keyakinan yang tinggi mengenai arah krisis yang sedang terjadi saat ini. Batasan yang dapat membawa lebih banyak pemain ke medan perang sebagian besar masih tidak terlihat.

Perkiraan Analis dan Potensi Gangguan

Analis Goldman Sachs mempertahankan perkiraan harga minyak mentah Brent Q1 2024 pada $95 per barel. Namun, mereka berpendapat bahwa penurunan ekspor Iran dapat mendorong kenaikan harga dasar sebesar 5%. Dalam skenario yang lebih kecil kemungkinannya namun lebih mengganggu ketika perdagangan melalui Selat Hormuz mengalami gangguan, harga bisa melonjak sebesar 20%.

Arab Saudi dan Rusia bersama-sama menerapkan pengurangan pasokan secara sukarela, yang akan berlanjut hingga akhir tahun. Pemotongan ini secara efektif memperketat platform perdagangan minyak global dan mendukung harga.

Akuisisi Besar dan Masa Depan Rig Minyak

Khususnya, akuisisi Hess oleh Chevron senilai $53 miliar dan pembelian Pioneer Natural Resources oleh Exxon Mobil senilai $59.5 miliar menunjukkan tren industri menuju konsolidasi. Akuisisi ini, selain menunjukkan keyakinan akan berlanjutnya permintaan minyak mentah, juga terjadi pada saat teknologi energi ramah lingkungan mendapatkan momentumnya. Prediksi Badan Energi Internasional menunjukkan bahwa permintaan minyak, batu bara, dan gas alam akan mencapai puncaknya sebelum akhir dekade ini.

Dalam perkembangan lainnya, minyak mentah berjangka mengalami lonjakan setelah rilis data PDB AS yang positif. Pertumbuhan PDB kuartal ketiga, yang mencapai 4.9%, melampaui ekspektasi pasar sebesar 4.3%.

Menyeimbangkan Faktor Geopolitik dan Tren Industri

Masa depan pasar minyak masih belum pasti, bergantung pada keseimbangan antara perubahan geopolitik, indikator ekonomi, dan tren industri. Menjelajahi lanskap yang rumit ini akan terus menjadi tantangan besar dalam perdagangan minyak mentah.

Stempel Waktu:

Lebih dari Pialang Keuangan