Keberhasilan Angkatan Laut India dalam mengajak seluruh anggota ASEAN untuk mengambil bagian dalam latihan maritim gabungan India ASEAN yang pertama hanya dapat digambarkan sebagai sebuah keberhasilan besar oleh para perencana strategis India.
Kekuatan militer India dan sepuluh negara ASEAN yang ditampilkan bersama di Laut Cina Selatan pada minggu pertama bulan Mei telah mengguncang lembaga keamanan Tiongkok. Tiongkok khawatir, bukan karena sedikitnya kapal perang yang melakukan latihan perang di wilayah maritimnya, namun karena keberhasilan diplomasi India dalam menghasilkan konsensus di antara anggota ASEAN untuk melaksanakan agenda bersama guna menjamin perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Laut Cina Selatan. penegasan untuk menjaga wilayah maritim tetap bebas dan terbuka untuk navigasi internasional. Hal ini penting karena negara-negara ASEAN belum bisa menyepakati Kode Etik antara Tiongkok dan ASEAN untuk kawasan Laut Cina Selatan.
ASEAN telah menyampaikan pesan halus kepada Tiongkok melalui ekstravaganza angkatan laut ini bahwa ASEAN tidak boleh mengklaim kedaulatan atas wilayah maritim dan Tiongkok harus secara ketat mengikuti Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang mana Tiongkok merupakan salah satu penandatangannya, dan yang telah berlaku sejak tahun 1983.
Saat India dan ASEAN terlibat dalam latihan perang angkatan laut, Tiongkok berusaha mengintimidasi mitra ASEAN dengan mengirimkan milisi angkatan laut Tiongkok di dekat area latihan. Angkatan Laut India terus mencermati kapal-kapal angkatan laut Tiongkok, selama latihan fase laut pada 7-8 Mei. Di tengah perdebatan sengit di kalangan strategis India dan internasional, mengenai pemeliharaan perdamaian, stabilitas, dan hak kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan, kekuatan angkatan laut India dan ASEAN dalam skala besar membuat Tiongkok kesal. Dengan memainkan latihan perang multi-negara di Laut Cina Selatan, India bersama angkatan laut anggota ASEAN mengirimkan sinyal kuat kepada Tiongkok bahwa wilayah maritimnya adalah laut terbuka, dan kapal militer atau sipil dapat melintasi wilayah tersebut tanpa melapor ke negara mana pun. otoritas.
Karena masyarakat internasional menganggap Laut Cina Selatan terbuka dan bebas untuk navigasi, wilayah maritim harus berpedoman pada UNCLOS, namun Tiongkok telah mengklaim beberapa wilayah kepulauan di negara-negara pesisir tersebut. Hingga saat ini, Angkatan Laut India sedang melakukan latihan bilateral dengan anggota ASEAN seperti Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand, Filipina dll, namun ini adalah pertama kalinya India mampu menyatukan seluruh angkatan laut ASEAN. Keberhasilan Angkatan Laut India dalam mengajak seluruh anggota ASEAN untuk mengambil bagian dalam latihan maritim bersama India ASEAN yang pertama hanya dapat digambarkan sebagai keberhasilan yang luar biasa dari para perencana strategis India. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh 10 anggota ASEAN ingin menjalin kemitraan strategis khusus dengan India, dan sekaligus menyampaikan pesan halus kepada Tiongkok, yang mengklaim sebagian besar perairan internasional sebagai otoritasnya.
Meskipun Tiongkok telah berhasil menciptakan perpecahan di antara sepuluh anggota ASEAN melalui diplomasi buku ceknya, partisipasi angkatan laut ASEAN dalam latihan maritim yang dipimpin oleh India, namun diselenggarakan oleh angkatan laut Singapura, menandakan bahwa ASEAN sebagai sebuah kelompok berkomitmen terhadap Selatan. Laut Cina tetap menjadi lautan internasional, bebas dari dominasi negara mana pun atas wilayah maritimnya.
Tidak hanya India, namun semua negara ASEAN selain negara-negara perdagangan maritim lainnya mempunyai kepentingan yang besar untuk menjaga wilayah tersebut bebas dari kendali kekuatan tertentu. Ketika Tiongkok terus menegaskan perannya di wilayah maritim, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah meningkatkan sikap agresif mereka terhadap Tiongkok. Tiongkok telah menggambar garis imajiner di sebagian besar Laut Cina Selatan, menyebutnya sebagai Garis Sembilan Garis Putus-putus, yang mencakup pulau Natuna di Indonesia dan wilayah maritim di sekitarnya. Hal ini memicu perselisihan antara Tiongkok dan Indonesia. Tiongkok juga mempertaruhkan klaimnya atas pulau-pulau di dekat laut Filipina, dan mengerahkan milisi angkatan lautnya untuk mencegah kapal angkatan laut dan kapal penangkap ikan Filipina berkeliaran di wilayah tersebut. Demikian pula, Tiongkok juga telah memperebutkan pulau-pulau milik Vietnam, Indonesia, Brunei, dll.

Layar khusus @media dan (lebar min: 480px){.stickyads_Mobile_Only{display:none}}Layar @media saja dan (lebar maks: 480px){.stickyads_Mobile_Only{position:fixed;left:0;bottom:0;width :100%;text-align:center;z-index:999999;display:flex;justify-content:center;background-color:rgba(0,0,0,0.1)}}.stickyads_Mobile_Only .btn_Mobile_Only{position:absolute ;top:10px;left:10px;transform:translate(-50%, -50%);-ms-transform:translate(-50%, -50%);background-color:#555;color:white;font -size:16px;border:none;cursor:pointer;border-radius:25px;text-align:center}.stickyads_Mobile_Only .btn_Mobile_Only:hover{background-color:red}.stickyads{display:none}